Langkahku . . .Si Hitam dan Si Putih
apakah itu ? sejenis hewan kah ?
makanan kah ? atau . . . apa ?
kain.
Ya jawabannya kain. Si Hitam dan
Si Putih dimiliki awi sekarang. Awi sangat menginginkan memiliki Si Putih sejak
lama, tetapi untuk menginginkan Si Hitam terjadi setelah perkembangan usianya,
diamana usianya sekarang yang sudah masa-masa memikirkan dan menantikan. Memikirkan
apa ?. menantikan apa ?
Jika melihat perjalanan hidup
awi, mulai dia dilahirkan sampai sekarang dirinya menjadi seorang perempuan
dewasa (ya, dewasa jika dilihat dari usianya). Perubahan bukan hanya terjadi
dari tumbuh dan berkembang tubuhnya saja, Alhamdulillah pengetahuan dan agama
awi pun ikut tumbuh dan berkembang juga. Cerita hidupnya sangat menarik
baginya, dia selalu berbangga dengan kisah hidupnya, bagaimana tidak, dia
merasa keberadaan Tuhannya sangat ia rasakan, diamana guru terbaik dirinya
adalah Tuhan, tidak terlihat, tapi ujiannya membuat ia hebat.
Kata hatinya bicara, terimakasih
Tuhan, telah menjadikanku pemeran utama dari semua kisah ini. Menantikan selalu
episode selanjutnya.
Saat ini, masa ini, seperti yang
dikatakan tadi, usianya tak lagi dikatakan anak-anak, tidak lagi dikatakan ABG,
tidak lagi dikatakan remaja, DEWASA. Dengan definisi diotaknya sesuatu yang
dewa. Banyak orang merangkai kata untuk definisi kata itu. DEWASA.
Dewasa baginya sesuatu yang tidak
terjadi setiap waktu, menghasilkan kebenaran dan menjauhkan dari kesalahan,
pertimbangan baik buruknya dan pengambilan yang tepat, bukan karena pikirannya,
tapi kata Tuhannya. Kata orang, dewasa itu pilihan, baginya dewasa itu akan
dimiliki sesuai pengetahuan dan pemahaman, semakin tinggi pengetahuan dan
pemahamannya maka semakin dewasa juga dirinya. Tapi, penilaian dewasa itu
baginya sebuah penilaian subyektif.
Dua hal yang akhir-akhir ini
menggelayuti pikirannya, dan semua itu mengarah pada Si Hitam dan Si Putih. Sontak,
saat ia mempunyai uang lebih dia segera membeli keduanya untuk ia miliki.
Dia sedang menantikan jawaban
Tuhannya, si Hitam atau Si Putihkah yang paling dahulu ia kenakan, dia jadikan
pakaian.
Si Hitam, yang bisa saja ia pakai
saat ini, menyebunyikan semua espresi wajah
yang selalu ia bagi, baik itu ceria, bingung ataupun sedih. Tapi dia
tidak cukup merasa kuat untuk hal itu, dalam segi pengetahuan dan pemahaman. Pemikiran
yang selalu bertentangan antara bermetamorfosis lagi, atau cukup saja begini
untuk saat ini, mungkin benar dia menunggu seseorang yang menguatkan disisinya,
mengajarkan banyak pengetahuan baru, membimbingnya sampai ia paham, ia
membulatkan tekad untuk kata “patuh” kepada seseorang itu, selagi tidak menyuruhnya
dalam kesesatan, berjalan beriringan untuk menggapai FirdausNya. Ya, Si Hitam,
yang ingin awi jadikan pelindungnya.
Si Putih, yang kadang awi merasa
ketakutan saat melihat lipatan kain satu ini. KAFAN. Tidak asing bukan ? lalu
kapan kita memakai itu ? siapkah ?
Takut, bukan seperti masa kecil
dahulu, karena kain tersebut yang suka di pakai Mumun sinetron TV dahulu itu,
yang pernah menyebabkan awi takut saat
pulang mengaji bahkan sampai tidak mengaji. masyaAllah, awi kecil. pocong
Mumun.
Itukan dulu, sekarang ? apalagi
kalau bukan awi sendiri yang akan dipakaikan kain kafan itu tanpa berontak,
tanpa kata, diikat-ikat, dan dirinya akan dihantarkan dengan kendaraan yang sopirnya empat, dengan iringan warga yang terus melantunkan nama-nama kebesaranNya sepanjang perjalanan,perjalanan menuju tempat bernama KUBURAN, tempat yang akan menjadi tempat tinggalnya selama penantian Hari Yang Pasti itu, dengan luas hanya
beberapa meter saja, tanpa cahaya, betapa betapa betapa, Langkah demi langkah pengantar awi tidak akan pernah mendengar teriakan awi agar tidak meninggalakannya, menghitung beberapa langkah sampai hitungan langkah ketujuh, dimana akan akan ada malaikat yang akan menanyakannya, awi, apakah malaikat itu bisa mencerminkan nantinya di akhirat ? tentu, perangai malaikat yang baiklah yang iya nantinkan, lalu siapkah awi menjawab pertanyaan dari malaikat itu, pertanyaan yang mungkin saat didunia dijadikan gombal kepada Tuhannya itu, seelah itu , SIKSA KUBUR . . . . . . akankah ? naudzubillah...
yang mana dahulu awi pakai,Si
Hitam atau Si Putih. tetapi jika yang di pakai dahulu adalah Si Putih, maka dia
tidak akan memakai Si Hitam. Awi bertanya lagi pada dirinya, “apakah awi akan
menyesal tidak memakai Si Hitam dari dahulu tanpa dalih menunggu yang menguatkan”.
Semoga yang awi pilih dan
tetapkan diridhaiNya, semoga selalu ditunjukan jalanNya, Si Hitam dan Si Putih
yang kini menjadi MOTIVASInya, lebih baik, lebih baik lebih baik . . . agar
nanti bisa bertemu TUHANnya, yang mencintai awi selama ini, sekarang dan
selamanya. FOKUS ALLAH, menggapai surga menjadi hamba dan isteri yang solehah J aamiin. Cerita awi
bersambung praktikum dulu . . . . wassalamualaikum
Tidak ada komentar :
Posting Komentar